Geliat pengguna personal vaporizer di Jakarta Timur, sudah tak sabar lagi mengumumkan keberadaan mereka. Setelah menjalani serangkaian proses diskusi, pemilihan nama, dan logo komunitas, tercapai kata mufakat untuk mendeklarasikan East Cloud Vaper Colony sebagai nama komunitas pengguna vaporizer Jakarta Timur. Yah! Saatnya perayaan untuk publikasi kepada semuanya. Walau diawali dengan peresmian sederhana, setidaknya acara ini dari, untuk dan oleh mereka sendiri yang tergabung dalam komunitas tersebut.

Seiring bertambahnya informasi di dunia daring, memberikan kesempatan kepada pengguna Personal Vaporizer untuk membuat liquid sendiri. Mengambil istilah DIY ( Do It Yourself ), mereka membuat untuk stok pribadi. Namun, tak sedikit dari mereka menjualnya kembali dengan harapan 'balik modal'. Selain berbekal keahlian teknik mencampur bahan cair, proses steping juga menjadi faktor penting sebelum dinikmati sebagai liquid PV. Tak menampik kemungkinan, banyak diantaranya melupakan tes rasa dan aroma sebelum diperdagangkan kepada khalayak.

Sejak gambar iklannya keluar pertama kalinya, ane sudah kepincut dengan bentuknya yang sangat mini. Hasrat untuk memilikinya semakin menggebu di saat mendapat iming-iming alias ratjun IPV Mini dari teman. Mod mechanical yang selama ini setia menemani saat vaping ria, mulai mencapai titik jenuhnya. Cloupor mini hadir sebagai mod elektrik yang mempesona di mata saya. Melalui dunia online, segera melakukan perburuan untuk memiliki cloupor mini. Mulai dari seller ini, seller itu dan seller yang terpercaya. Namun, perburuan ini ternyata tak mudah. Stok belum ada, jawaban yang sama dari setiap seller.

Senin (2/2/2015), penulis mendapatkan tester liquid dari seller kaskus yang memiliki id dsyoga86 . Berlabel GT.JUICER, berwarna hijau muda dan berkapasitas 30 ml. Pada label, tertulis kandungan PV:VG = 50%;50% dan perasa makanan alami (food grade). Tidak ada kandungan nikotin dan memiliki tagline, 'Smoking is dead Vaping is the future'. Rekomen seller yang terpercaya ini, memberikan kesempatan kepada penulis untuk mencoba rasa Fantasy dan Black Candy. Dengan argumentasinya yang kuat, liquid tersebut berasal dari kota Surabaya dan harga resmi di pasaran mencapai Rp 85 ribu per botol.

Keberadaan pengguna Personal Vaporizer yang makin pesat, menimbulkan pembentukan kelompok atau komunitas di masing-masing wilayah. Pembentukannya memang masih berdasarkan wilayah, mengingat banyak yang masih baru memulainya. Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia, terbagi menjadi 5 wilayah yaitu Pusat, Timur, Barat, Utara dan Selatan. Masing-masing wilayah memiliki perbedaan cakupan dalam ukuran luas kilometer per segi. Penulis yang berdomisili Jakarta Timur, juga membutuhkan aktivitas dan informasi untuk menyalurkan minat dan kesukaan. Saat memiliki kertarikan minat terhadap PV, ajang kumpul bersama dengan pengguna PV lainnya tentunya akan lebih menyenangkan. Beruntung di wilayah timur Jakarta ini, terdapat komunitas PV. Menjadikan penulis sangat terbantu saat ingin berkumpul bersama dengan pengguna PVdalam satu wilayah.

Maraknya pengguna Personal Vaporizer saat ini, tak hanya memberikan dampak positif bagi para penjual dan penggunanya. Dari sisi penjual, mereka bisa menikmati remahan 'roti' keuntungan yang bisa dibilang tidak sedikit. Sedangkan dari sisi pengguna, mereka mendapatkan hobby baru yang (saya bilang) positif. Keunikan dari para pengguna PV, banyak diantaranya saling berinteraksi melalui forum dan sosial media. Tak pelak, mereka sering mengadakan janjian untuk kumpul bersama dengan alasan menambah silaturahmi sekaligus membentuk komunitas. Pengguna PV menamakan aktivitasnya dengan sebutan ' vapemeet ' (dalam bahasa online kopdaran). Kegiatan vapemeet ini, tidak hanya janjian untuk menghisap bersama. Banyak diantaranya saling berbagi ilmu seputar PV, informasi liquid (cairan rokok elektrik), hingga teknik menggulung kawat (coil).

Secara pribadi, saya belum pernah menggunakan RDA sejak pertama kali mengenal Personal Vaporizer. Selama ini hanya menggunakan tank clear atomizer dengan dalih, tidak mau ribet membuat lilitan kawat sendiri selama pabrik pembuat coil masih produksi. Suatu hari, saya menyempatkan ke salah satu toko personal vaporizer di kawasan Melaka, terpajang banyak varian liquid yang bisa dicoba secara gratis. Aturan dari tokonya, selain RDA tidak diperkenankan mencoba liquid tersebut.  Dengan senyum manyum dan muka ditekuk, saya sempat mengajukan protes kepada penjual atas diskriminasi tersebut. Namun, aturan tetaplah aturan! Jika tidak suka, masih banyak toko lain yang masih buka.