Siapa yang tak suka dengan tayangan langsung pertandingan sepakbola? Para penggemar sepakbola, selalu menantikan siarannya secara langsung maupun tunda. Bahkan demi tim kesayangan, mereka rela begadang untuk mendukung kesebelasannya.
Ngomong-ngomong sepakbola, pertandingan Liga Inggris atau Premier League terkenal dengan tempo permainannya yang sangat cepat. Tak heran jika semua permainannya selalu dinantikan oleh penggemarnya. Apalagi tayangan Big Match perdana yang digelar 10 Agustus 2019 kemarin.
Sayang, masih banyak penikmat yang belum bisa menontonnya. Selain karena perangkat yang kurang mendukung, hak siar dari stasiun TV yang menyiarkannya pun menjadi kendala.
Ngomong-ngomong sepakbola, pertandingan Liga Inggris atau Premier League terkenal dengan tempo permainannya yang sangat cepat. Tak heran jika semua permainannya selalu dinantikan oleh penggemarnya. Apalagi tayangan Big Match perdana yang digelar 10 Agustus 2019 kemarin.
Sayang, masih banyak penikmat yang belum bisa menontonnya. Selain karena perangkat yang kurang mendukung, hak siar dari stasiun TV yang menyiarkannya pun menjadi kendala.
Demikian juga halnya penggemar sepakbola di kalangan generasi milenial, yang masih suka mengandalkan jaringan internet sebagai kebutuhan praktisnya.
Nah, Mola Polytron Streaming Device atau orang biasa menyebutnya Mola TV adalah jawabannya. Perangkat yang berupa Set Top Box (STB) ini, bisa digunakan kapan saja dan dimana saja, asal ada TV dan jaringan internet.
Jadi, ketimbang tidak bisa menonton pertandingan sepakbola secara langsung, perangkat ini tak ada salahnya dicoba. Selain harganya cukup terjangkau, pengoperasiannya pun mudah. Simak hasil pengujiannya dalam review berikut ini.
Desain Ringkas dan Kaya Konektivitas
Mola Polytron Streaming Device punya desain yang ringkas. Ukurannya cukup mini, seukuran telapak tangan, berbentuk kotak dengan dimensi 100 (panjang) x 100 (lebar) x 23,5 (tebal) skala milimeter dan beratnya hanya 176 gram.
Warna keseluruhannya hitam. Pada bagian permukaan atas, ada logo huruf P dan tulisan Mola TV. Saat diraba, terasa seperti kulit jeruk. Pada bagian permukaan bawah, didapati semacam karet yang berfungsi sebagai anti-skip agar tidak licin.
Untuk konektivitas, pada bagian sisi-sisinya terdapat port Micro SD dan dua port USB (versi 2.0). Saat disambungkan dengan flashdisk dan hardisk, port USB langsung membacanya dengan baik.
Pada sisi yang lain, terdapat port Audio Video (AV), ethernet LAN (RJ 45), HDMI (versi 2.0), Optical (S/P DIF) dan power DC IN (jack 3.5mm).
Dalam paket penjualannya, pengguna akan mendapatkan remote yang ringkas juga. Remote ini bisa dibilang mirip joystick video game yang beredar di pasaran. Tentu saja, remote tersebut digunakan untuk mengakses berbagai fungsi dan pengaturan yang dimilikinya.
Kelengkapan lainnya yang ada dalam paket pembelian adalah kabel HDMI, buku panduan, kabel power adaptor dan kartu garansi.
Untuk diketahui, perangkat yang dibanderol seharga dibandrol Rp 1.198.000 ini menggunakan Android sebagai sistem operasinya. Sementara itu, konektivitas internetnya menggunakan WiFi 802.11 b/g/n single band 2.4 GHz, dan ethernet LAN (10M/100 adaptive).
Perangkat ini menggunakan RAM DDR 2GB, FLASH EMMC 8 GB dan ada koneksi Bluetooth dengan versi 4.2.
Fitur multimedianya, mampu membaca video decoding H.265 10-bit 4K*2K@60fps, H.264 AVC/MVC 4K*2K@30fps, VP9 4K*2K @60fps, AVS+, MPEG1/2/4 ASP, WMV/VC-1, RealVideo8/9/10. Sedangkan video yang bisa dibacanya dengan format MKV, WMV, M2TS, MOV, MP4, AVI, MPG, MPEG, DAT, VOB, FLV, 3GP, DIVX, F4V, ASF, M2V.
Untuk audio decodernya adalah MPEG1/2/4, MP3, AAC/AAC+, WMA/WMA-pro, FLAC, OGG, (AC3 optional). Lalu audio formatnya adalah MP3, WMA, WAV, OGG, M4A, AAC, APE, FLAC, MP1/2.
Adapun format subtitle yang bisa dibaca adalah SRT, ASS, SSA. Sedangkan pembacaan gambar dibaca dengan format HD JPEG/BMP/PNG.
Antarmuka Bersahabat
Beralih ke review penggunaan, Mola Polytron Streaming Device memiliki antarmuka yang bersahabat. Istilah kerennya, Friendly User Interface.
Pemasangan atau instalasi, sangat mudah. Tinggal colok kabel power adaptor ke STB dan kabel HDMI ke televisi.
Desain Ringkas dan Kaya Konektivitas
Mola Polytron Streaming Device punya desain yang ringkas. Ukurannya cukup mini, seukuran telapak tangan, berbentuk kotak dengan dimensi 100 (panjang) x 100 (lebar) x 23,5 (tebal) skala milimeter dan beratnya hanya 176 gram.
Warna keseluruhannya hitam. Pada bagian permukaan atas, ada logo huruf P dan tulisan Mola TV. Saat diraba, terasa seperti kulit jeruk. Pada bagian permukaan bawah, didapati semacam karet yang berfungsi sebagai anti-skip agar tidak licin.
Untuk konektivitas, pada bagian sisi-sisinya terdapat port Micro SD dan dua port USB (versi 2.0). Saat disambungkan dengan flashdisk dan hardisk, port USB langsung membacanya dengan baik.
Pada sisi yang lain, terdapat port Audio Video (AV), ethernet LAN (RJ 45), HDMI (versi 2.0), Optical (S/P DIF) dan power DC IN (jack 3.5mm).
Dalam paket penjualannya, pengguna akan mendapatkan remote yang ringkas juga. Remote ini bisa dibilang mirip joystick video game yang beredar di pasaran. Tentu saja, remote tersebut digunakan untuk mengakses berbagai fungsi dan pengaturan yang dimilikinya.
Kelengkapan lainnya yang ada dalam paket pembelian adalah kabel HDMI, buku panduan, kabel power adaptor dan kartu garansi.
Untuk diketahui, perangkat yang dibanderol seharga dibandrol Rp 1.198.000 ini menggunakan Android sebagai sistem operasinya. Sementara itu, konektivitas internetnya menggunakan WiFi 802.11 b/g/n single band 2.4 GHz, dan ethernet LAN (10M/100 adaptive).
Perangkat ini menggunakan RAM DDR 2GB, FLASH EMMC 8 GB dan ada koneksi Bluetooth dengan versi 4.2.
Fitur multimedianya, mampu membaca video decoding H.265 10-bit 4K*2K@60fps, H.264 AVC/MVC 4K*2K@30fps, VP9 4K*2K @60fps, AVS+, MPEG1/2/4 ASP, WMV/VC-1, RealVideo8/9/10. Sedangkan video yang bisa dibacanya dengan format MKV, WMV, M2TS, MOV, MP4, AVI, MPG, MPEG, DAT, VOB, FLV, 3GP, DIVX, F4V, ASF, M2V.
Untuk audio decodernya adalah MPEG1/2/4, MP3, AAC/AAC+, WMA/WMA-pro, FLAC, OGG, (AC3 optional). Lalu audio formatnya adalah MP3, WMA, WAV, OGG, M4A, AAC, APE, FLAC, MP1/2.
Adapun format subtitle yang bisa dibaca adalah SRT, ASS, SSA. Sedangkan pembacaan gambar dibaca dengan format HD JPEG/BMP/PNG.
Antarmuka Bersahabat
Beralih ke review penggunaan, Mola Polytron Streaming Device memiliki antarmuka yang bersahabat. Istilah kerennya, Friendly User Interface.
Pemasangan atau instalasi, sangat mudah. Tinggal colok kabel power adaptor ke STB dan kabel HDMI ke televisi.
Saat pertama kali menggunakan, STB harus terkoneksi dengan internet. Ada dua pilihan saat menyambungkan, yaitu LAN atau WiFi. Standar resolusinya, 1080p 60Hz.
Pada pemakaian awal, kalian akan diwajibkan untuk update device. Beralih ke tayangan dari perangkat ini, gambar tayangan terlihat bagus dan berkualitas full HD. Tampilan ini berlaku saat melihat siaran tunda atau siaran langsung (waktu itu menonton Big Match MU vs Chelsea).
Namun ketika menonton film yang tersedia pada STB, meski kualitas gambar masih terlihat jernih, masih terasa seperti SD (Standar Definition).
Terkadang ada 'glicth' saat tayangan, tapi langsung hilang ketika di-refresh. Mungkin tergantung koneksi internet yang digunakan.
Kesimpulan
Perangkat ini sangat cocok bagi mereka yang mobile namun tidak puas jika harus menonton di perangkat kecil seperti di smartphone atau tablet. Hanya bermodalkan jaringan internet dan TV, siaran pertandingan sepakbola bisa ditonton kapan saja dan di mana saja.
Kemudahan instalasi dan kualitas gambar yang HD, menjadikan nilai lebih bagi STB tersebut, sekalipun pengguna yang benar-benar baru memegangnya.
Keunggulan lain Mola TV Streaming Device yang bakal disukai para pecinta Liga Inggris adalah, perangkat ini menayangkan seluruh pertandingan #PremierLeague selama satu musim (2019/2020), tanpa harus membayar biaya langganan bulanan, baik itu siaran langsung dan juga siaran tunda.
Komentar
Posting Komentar