Isu Tenaga Kerja Asing (TKA) yang membanjiri lapangan pekerjaan di Indonesia, menjadi isu komoditas politik kata Presiden Jokowi. Hal itu disampaikannya pada saat peresmian pelepasan ekspor mobil di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/4/2018).
Dimana saat itu, disinggung soal penyerapan tenaga kerja oleh pabrik Mitsubishi Motors di Bekasi yang didominasi tenaga kerja Indonesia.
"Saya dapat informasi pabriknya sudah mempekerjakan 3 ribu orang, dan mau tambah kagi jadi 4 ribu? Betul Pak Menteri," kata Jokowi.
"Hampir dapat dikatakan semuanya adalah tenaga kerja lokal, mayoritas adalah tenaga kerja lokal. Betul?" imbuh Jokowi bertanya ke Airlangga.
Jokowi mengatakan, saat ini isu TKA yang membanjiri Indonesia itu memang marak dibicarakan. Padahal, kata Jokowi, yang dilakukan pemerintah adalab menyederhanakan regulasi terkait tenaga kerja asing di Indonesia.
"Karena sekarang isunya akhir-akhir ini isunya adalah TKA. Padahal, sebetulnya yang kita reform adalah bagaimana menyederhanakan prosedur administrasi untuk TKA. Berbeda," sambungnya.
Jokowi pun mengatakan, isunya ini jadi bahan politik. "Ini lah namanya politik," katanya kepada jurnalis situs berita terkini.
Senada dengan pernyataan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terkait (TKA) dengan situasi politik tanah air. Moeldoko menilai, isu TKA kembali ramai dibahas di tahun politik.
"Ya seperti yang saya katakan tadi, ini naik turun. Isu TKA ini selalu berkaitan dengan situasi politik. Kita sudah analisa itu. Apalagi ini menjelang-menjelang seperti ini, menjadi sedap gitu untuk digulirkan," ujar Moeldoko saat jumpa pers di gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (24/4/2018).
Hal ini sekaligus menanggapi soal Perpres Nomor 20/2018 tentang TKA. Moeldoko mengatakan, isu ini tidak bijak digulirkan, apalagi jika ditambah bumbu SARA.
"Apalagi berkaitan dengan menuju pada SARA sebagai instrumen untuk memobilisasi. Ini saya kira tidak wise lah, tidak bijak. Jangan menggunakan SARA sebagai instrumen untuk memobilisasi opini, apalagi untuk memobilisasi untuk kepentingan-kepentingan praktis," bebernya.
Moeldoko juga memberi contoh soal isu hoax TKA. Salah satunya soal hoax serbuan 10 ribu TKA ilegal asal China.
"Untuk itu kita perlu klarifikasi dan penjelasan yang konkret, betul-betul nyata di lapangan. Karena kalau tidak betul-betul diluruskan, maka akan membingungkan. Ada berita yang dimobilisasi, ada 10 juta TKA, padahal sesungguhnya tak seperti itu," ujar Moeldoko.
"Ketiga, sebagian besar dari kita yang memobilisasi, seolah-olah hanya TKA dari China. Padahal TKA tidak saja dari situ sumbernya," tambah eks Panglima TNI ini.
Komentar
Posting Komentar