Langsung ke konten utama

IPW: SOP di Mako Brimob Lemah

Peristiwa penusukan anggota polisi pasca kerusuhan napi teroris di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, menunjukkan SOP Polri masih lemah. Petugas seharusnya melakukan pemeriksaan tubuh terhadap seseorang yang dicurigai.

"Kasus ini menunjukkan bahwa sikap profesional, kepekaan, kepedulian dan ketaatan pada SOP semakin rendah," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane dalam keterangannya kepada jurnalis media berita terkini, Jumat (11/5/2018).

Menurut Neta, petugas seharusnya menerapkan SOP yang benar ketika mengamankan seseorang yang dicurigai. Pemeriksaan tubuh dan barang bawaan orang yang dicurigai wajib dilakukan.



"Seharusnya saat menangkap orang yang mencurigakan, polisi harus menggeledah seluruh tubuh pelaku agar polisi yang menangkap dan membawanya ke kantor polisi lebih aman dari berbagai ancaman. Ini SOP. Jika kemudian orang yang dicurigai tersebut bisa menusuk polisi di markas polisi tentu banyak hal yang salah, daripada yang bersankutan mendapatkan pisau dan kenapa yang bersangkutan tidak digeledah secara cermat," tegasnya.

Dengan adanya kejadian itu, menurut Neta, menunjukkan pengamanan di Mako Brimob masih lemah. "Mako Brimob sebenarnya selama ini terkesan menakutkan, tapi ternyata aparat yang bertugas masih kurang profesional, tidak peka, tidak cermat dan tidak menjalankan SOP dengan maksimal," tuturnya.



Dalam keterangannya, Neta juga menjelaskan soal kronologi penyerangan terhadap korban Bripka Frence. Berdasarkan informasi yang diterima Neta, yang menurutnya info A1 (akurat), peristiwa pada Kamis (10/5) malam bermula ketika dua anggota Intel Brimob melihat 3 lelaki mencurigakan di sekitar Mako Brimob.

"Sepertinya ketiganya diduga membawa bahan peledak. Kedua Intel Brimob itu, Briptu Norman dan Briptu G pun berusaha membekuk ketiganya. Namun hanya TS yang tertangkap. Sedangkan dua temannya berhasil kabur," tuturnya.

Karena pelaku Tendi Sumarno membawa bahan peledak, maka dia dibawa ke kantor Satintelmob di dalam Mako Brimob. Saat diperiksa, Tendi meminta izin ke toilet. Karena lama tidak muncul, korban mendatangi toilet.

"Saat itulah TS (Tendi Sumarno) melakukan serangan dan menikam anggota Brimob itu bertubi-tubi. Mendengar keributan di toilet, teman-temannya mendatangi TKP dan berhasil membekuk TS," ungkapnya.

Korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara. Pukul 02.40 WIB, Jumat (11/5), korban dinyatakan meninggal dunia dengan luka parah di bagian perut.

"IPW merasa prihatin dengan peristiwa ini karena terjadi di Mako Brimob paskah kekacauan di Rutan Brimob. IPW berharap Polri transparan mengungkap peristiwa pembunuhan anggota Brimob ini dan mengungkap pelaku dari teroris jaringan mana. Polri juga perlu meningkatkan keamanan di sekitar Mako Brimob. Jika keamanan anggota polisi di markas komando pasukan elit Polri itu saja tidak bisa terjaga, bagaimana publik bisa percaya bahwa polisi mampu menjaga keamanan masyarakat," tandasnya. 

Kronologis Kejadian
  • Jam 23.00 Wib, korban keluar mako Brimob dgn tujuan pengamanan di depan RS. Bhayangkara, sesampainya di depan RS. Bhayangkara Brimob Kelapa Dua, Korban melihat seseorang yang mencurigakan, dengan gerak - gerik OTK tersebut melihat ke arah dalam Mako Brimob Kelapa Dua.
  • Melihat adanya OTK tersebut, korban langsung menghampiri OTK dan menanyakan maksud serta tujuan OTK tersebut, tidak adanya penjelasan apapun dari OTK, korban langsung menghubungi Briptu Mato dan Briptu Gruisce teman Intelmob lainnya sebanyak 2 (dua) orang.
  • Setelah beberapa menit kemudian Teman dari korban datang dan selanjutnya OTK tersebut langsung diamankan ke Kantor Sat Intel Kor Brimob.
  • Sesampainya di Kantor Sat Intel Kor Brimob (tepatnya di parkiran) OTK tersebut langsung mengeluarkan pisau dan menusuk korban.
  • Mendengar adanya teriakan dari korban minta tolong Briptu Mato dan Briptu Grusce yg bersama korban langsung mengeluarkan senjata dan menembaki OTK tersebut dan mengenai Dada sebelah kanan hingga OTK tersebut terjatuh dan meninggal ditempat.
  • Melihat korban terjatuh anggota Intelmob lainnya langsung melarikan Korban ke RS bhayangkara Brimob untuk diselamatkan, namun sesampainya di RS. Bhayangkara korban dinyatakan Meninggal Dunia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mobile Radio Mini Rig QYT KT8900, Walau Imut tapi Gahar!

Pesatnya perkembangan teknologi sekarang ini, tak menyurutkan vendor radio komunikasi untuk terus berinovasi. Walau designnya hampir selalu sama ( kotak nan tebal ) pada setiap keluaran produknya, masih banyak orang yang minat untuk memilikinya sebagai sarana komunikasi bebas pulsa. Radio komunikasi yang paling banyak digunakan sekarang ini adalah frekuensi VHF dan UHF. Selain harganya yang murah, device ini mudah ditemukan di toko elektronik. Baik itu konvesional maupun toko online. 

Review Liquid Manhattan Premium Blend - Chivere

Penulis mendapatkan informasi tentang liquid ini, dari salah satu Komunitas Personal Vaporizer di kota Surabaya. Berawal dari ajakan nongkrong bareng di salah satu sudut cafe, sembari mencoba (tester) liquid baru yang diproduksi oleh salah satu member mereka sendiri. Panggil saja ' Kuff ', sales ekslusif liquid ' Manhattan Premium Blend Liquid '. Produk yang berasal dari kota Surabaya ini, dibandrol dengan harga Rp 125 ribu per botolnya. Berkapasitas 30 ml dan komposisi campuran PG:VG = 50:50, memiliki 3 varian rasa yang cukup unik, yaitu : 

Begini Cara Mendapatkan Award Worked All Continents Secara Gratis

Award Worked All Continents (WAC) adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh The International Amateur Radio Union (IARU). Sebuah penghargaan yang bertaraf standar internasional untuk amatir radio. Sertifikat ini, merupakan sebagai pengakuan telah melakukan kontak dua arah dengan stasiun radio amatir di masing-masing dari enam wilayah benua yang diakui di dunia.  Bagi sebagian amatir radio, mempunyai award WAC adalah suatu kebanggan tersendiri. Tak heran, banyak diantaranya, berlomba-lomba untuk memilikinya untuk dikoleksi, dipajang di dinding ruang tamu dengan pigura berwarna emas. Nah! Ingin punya award WAC secara gratis? Begini caranya :